pelangi dibalik awan🌥️
menawan senyummu tak berubah sejak pertama mata memandang
kali ini di waktu yang berbeda namun raganya tetap seharum kayu manis
tanpa sadar waktu memberi jalan saling bertegur cerita
di ruang yang berbeda, namun pesona yang lebih membara
matamu memandangku seakan terjebak dalam dunia rindu
aku pun memberanikan diri melingkari jemarimu dengan jari-jariku
kau menyapa sentuhan memilukan itu, dan semakin erat melingkari tanganku
seakan ini adalah kali kedua yang terakhir
tak ada yang merencanakan malam penuh rindu itu datang kembali
namun apa daya semesta melintas di antara kedua langkah untuk bersua
di kota besar itu, aku dan dirimu bagai berjalan ke ruang masa lalu
dibalik rasa rindu, berbalut pedih dan penuh tanda tanya
akankah kali ini segalanya berbeda
atau mungkinkah akan ada jalan setapak untuk kita berdua
atau malah ini adalah kali terakhir untuk saling bergelora asmara?
tak ada jawaban yang pasti
bahkan bila sepanjang relasi penuh dengan keraguan
walau dahulu ada pepatah aku tidak takut sebab bersamamu,
namun itu kini menjadi sirna
lembaran terkulai yang kusut seakan diluruskan kembali untuk dibaca
buku penuh rasa perih itu seperti dibaca untuk kedua kalinya
dibalik sinar bulan malam itu
dalam keramaian kota dan desakan orang-orang
aku dan bunga putihku bergandengan
bagai dunia tak merupah apapunpun tentang kita
diselimuti enggan melangkah, sekaligus rindu raga buas
termenung dan terus bercerita penuh penasaran
apakah bunga putih itu sudah semakin mekar?
mungkinkah berjalan ke arah yang berbeda adalah yang terbaik?
serta, bagaimana kehidupan sekarang
saat, tanpa aku di sisimu?
sepasang mata indah itu menahan air mata
aku tahu pandangan itu
pandangan di mana tersimpan rasa sedih,
perih,
pedih,
juga rindu yang menggebu-gebu
kurasa sudah begitu lama dibendung
sebab sorot matamu memandangku,
dengan harapan dan rasa ingin mengecup keningku
ingin berlari dan menggapai puncak yang telah mendahului raga
lalu bibir merah merona manisnya menjawab
"tubuhku mungkin di sini, berada tepat di depanmu
namun jiwaku terasa masih terperangkap di 3 tahun yang lalu"
kelenjar lakrimal dibalik kelopak mataku menderas tak tertahankan
siapakah gerangan tuan? mampu mencinta sepenuh hati
pantaskah jemariku masih menggandeng tangan penuh getirmu
kau membunuhku perlahan dengan kata-katamu
menceritakan seluruh kisah kita dengan kata-katamu
lidahku kelu,
bisu membiru
hanya mampu menggenggam tangan hangatmu
sambil tersenyum,
memandang matamu,
dan terbalaskan dengan sentuhan lembut jemarimu
serta kecupan manis dari bibirmu
tanpa sepatah kata lagi
dalam satu pandang saja
tergambar sudah derita dan cerita hati
walau sudah tahu sedari awal
tegar berani tetap melangkah biar penuh ragu
kedua hati yang bertaut tak hendak menyerah
biarkan mencinta sedalam lautan
walau mungkin akhirnya tak jadi satu
namun semesta mampu bersaksi
tentang bahagia kita saat bertemu
bagai pelangi dibalik awan
warnanya menyala walau tertutup kebimbangan
Komentar
Posting Komentar